Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Purbaya Panggil Hacker Benahi Keamanan Coretax: Hacker Kita Jago, Ditakuti Dunia
Advertisement . Scroll to see content

Waspada, Industri Perbankan Masih Jadi Target Empuk Penjahat Siber di 2021

Kamis, 18 Maret 2021 - 15:14:00 WIB
Waspada, Industri Perbankan Masih Jadi Target Empuk Penjahat Siber di 2021
Waspada, Industri Perbankan Masih Jadi Target Empuk Penjahat Siber di 2021 (Foto: Unsplash)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Ancaman di dunia maya masih terjadi. Kaspersky mengungkapkan, ancaman dunia maya harus terus diwaspadai oleh industri perbankan dan jasa keuangan. 

Pakar keamanan siber Kaspersky mencatat tren utama yang terlihat di dunia maya tahun lalu, masih akan sama pada 2021. Salah satunya termasuk penyalahgunaan tema COVID-19, eksploitasi penelitian terkait pandemi, serta penipuan dan informasi yang keliru terkait virus dan vaksin.

"Negara-negara masih menerapkan penguncian, pembelajaran virtual dan pekerjaan jarak jauh masih terjadi, dan pembayaran digital kian meningkat. Ini berarti infrastruktur TI akan tetap terbentang, semakin membuka celah untuk ancaman yang menargetkan Windows dan perangkat jaringan yang terhubung dengan internet serta serangan multi-platform hingga rantai pasokan, dan lebih jauh lagi ” ungkap Seongsu Park, Peneliti Keamanan Senior, (GReAT) Kaspersky, dalam keterangan tertulis, Kamis (18/3/2021)

Pada tahun lalu, lebih dari 80.000 koneksi domain terkait COVID dan situs web berbahaya terdeteksi oleh Kaspersky di Asia Tenggara saja. Malaysia mencatatkan angka tertinggi diikuti oleh Vietnam, Filipina, dan Indonesia.

Tren ini diperkirakan akan berlanjut hingga 2021 karena wilayah tersebut terus berjuang melawan pandemi dan meluncurkan vaksin dalam fase yang berbeda.

Industri perbankan tetap menjadi target empuk bagi pelaku kejahatan siber. Faktanya, data dari Kaspersky's GReAT mengungkapkan bahwa bank dan lembaga keuangan merupakan sektor kedua dan ketiga yang paling ditargetkan tahun lalu, secara global.

Salah satu kampanye yang menargetkan bank di Asia Tenggara adalah malware JsOutProx. Meskipun malware ini saat ini bukanlah jenis yang sangat canggih, para ahli Kaspersky mencatat upayanya yang terus menerus untuk menyusup ke bank di wilayah tersebut.

Para pelaku kejahatan siber di balik modul malware ini, mengeksploitasi nama file yang  yang terkait bisnis-bank dan menggunakan file skrip yang sangat kabur, sebuah taktik anti-evasion atau anti-penghindaran. Teknik rekayasa sosial ini khususnya memangsa pegawai bank untuk masuk ke dalam jaringan lembaga.

Setelah masuk, Park menyebut bahwa JSOutProx dapat memuat lebih banyak plugin untuk melakukan tindakan berbahaya terhadap korbannya termasuk akses jarak jauh, eksfiltrasi data, pengambilalihan server perintah dan kontrol (C2), dan banyak lagi.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut