Astronot Mendeteksi Banyak Oksigen di Atmosfer Bintang Kuno
"Komposisi primitif dari bintang menunjukkan itu terbentuk selama ratusan juta tahun pertama setelah Big Bang, mungkin dari material yang dikeluarkan supernova pertama Bima Sakti," kata Jonay González Hernández, peneliti postdoctoral Ramón y Cajal dan penulis utama studi ini.
Data HIRES Keck Observatory bintang itu mengungkapkan komposisi kimia yang sangat tidak biasa. Meksipun mempunyai jumlah karbon, nitrogen, dan oksigen yang relatif besar, unsur-unsur lain seperti kalium dan besi mempunyai kelimpahan sekitar seperjuta dari Matahari.
"Hanya beberapa bintang seperti itu yang diketahui di halo dari galaksi kita. Tapi tidak ada yang memiliki jumlah karbon, nitrogen, dan oksigen yang begitu besar dibanding dengan kandungan besinya," kata seorang peneliti pascadoctoral di University of Cambridge David Aguado.
Pencarian bintang-bintang jenis ini melibatkan proyek khusus yang menyaring ratusan ribu spektrum bintang untuk mengungkap beberapa sumber langka seperti J0815+4729. Kemudian pengamatan lanjutan untuk mengukur komposisi kimianya.
Bintang ini pertama kali diidentifikasi dalam data yang diperoleh dengan Sloan Digital Sky Survey (SDSS). Lalu, dikarakteristikan oleh tim IAC pada 2017 menggunakan Grand Canary Telescope di La Palma, Spanyol.
"30 tahun yang lalu, kami mulai di IAC untuk mempelajari keberadaan oksigen di bintang-bintang tertua di galaksi. Hasil itu telah mengindikasikan unsur diproduksi sangat besar pada generasi pertama supernova. Namun, kami tidak bisa membayangkan kami akan menemukan kasus pengayaan spektakuler seperti halnya bintang ini," kata Direktur IAC dan penulis pendamping penelitian Rafael Rebolo.
Editor: Dini Listiyani