Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Serial Web 2125: Pesan dari Bumi Ajak Anak Muda Jaga Planet Ini
Advertisement . Scroll to see content

Bagaimana Jadinya bila Manusia Nekat Ngebor Bumi? Ada Cairan Panas 6.000 Derajat Celcius

Minggu, 17 Desember 2023 - 19:25:00 WIB
Bagaimana Jadinya bila Manusia Nekat Ngebor Bumi? Ada Cairan Panas 6.000 Derajat Celcius
Banyak yang bertanya-tanya bagaimana proses harus dilewati untuk mengebor Bumi dari satu sisi hingga tembus ke bagian lain. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Film fiksi ilmiah tentang pengeboran Bumi jadi salah satu yang bikin penasaran. Setelah menonton, mungkin sebagian dari kita bertanya-tanya bagaimana proses yang harus dilewati untuk mengebor Bumi dari satu sisi hingga tembus.

Meskipun pengeboran Bumi hingga tembus masih menjadi fiksi, sejumlah ilmuwan memiliki beberapa gagasan tentang proses apa yang harus dilewati berdasarkan pengalaman dari proyek-proyek pengeboran yang pernah dilakukan. 

Perlu diketahui diameter Bumi adalah 12.756 kilometer. Lapisan pertama yang harus ditembus adalah kerak bumi, yang tebalnya sekitar 100 kilometer. Itu artinya pengeboran sangat sulit dan memerlukan waktu sangat lama.

Selain karena jaraknya yang jauh, tantangan lain yang harus dihadapi pengebor adalah tekanan atmosfer yang bakal meningkat saat bor bergerak semakin jauh ke bawah tanah. Setiap 3 meter batuan setara dengan sekitar 1 tekanan atmosfer.

Saat ini, pengeboran terdalam yang dilakukan berlokasi di daerah Kola Superdeep Borehole, Rusia, dengan kedalaman hanya di angka 12,2 km. Kedalaman itu, tekanannya 4.000 kali lipat dari tekanan di permukaan laut.

Para ilmuwan membutuhkan waktu hampir 20 tahun untuk mencapai kedalaman tersebut. Jaraknya masih jauh dari 80 km dari lapisan Bumi berikutnya, yaitu mantel Bumi. Beda dengan kerak, mantel Bumi memiliki tekstur yang padat dengan ketebalan 2.800 km.

Setelah mantel Bumi, manusia harus mengebor batas antara mantel dan inti Bumi yang disebut "Moho", kependekan dari "Diskontinuitas Mohorovicic". Para ilmuwan pernah mencoba menggali lapisan ini dari laut dalam namun belum pernah berhasil.

Mereka mendapati masalah seperti lubang yang dibuat runtuh. Belum lagi suhu mantel Bumi yang panas dapat melelehkan baja tahan panas. Yang perlu dilakukan adalah mengganti mata bor dengan bahan seperti titanium sangat mahal.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut