Bagaimana Jadinya bila Manusia Nekat Ngebor Bumi? Ada Cairan Panas 6.000 Derajat Celcius
JAKARTA, iNews.id - Film fiksi ilmiah tentang pengeboran Bumi jadi salah satu yang bikin penasaran. Setelah menonton, mungkin sebagian dari kita bertanya-tanya bagaimana proses yang harus dilewati untuk mengebor Bumi dari satu sisi hingga tembus.
Meskipun pengeboran Bumi hingga tembus masih menjadi fiksi, sejumlah ilmuwan memiliki beberapa gagasan tentang proses apa yang harus dilewati berdasarkan pengalaman dari proyek-proyek pengeboran yang pernah dilakukan.
Perlu diketahui diameter Bumi adalah 12.756 kilometer. Lapisan pertama yang harus ditembus adalah kerak bumi, yang tebalnya sekitar 100 kilometer. Itu artinya pengeboran sangat sulit dan memerlukan waktu sangat lama.
Selain karena jaraknya yang jauh, tantangan lain yang harus dihadapi pengebor adalah tekanan atmosfer yang bakal meningkat saat bor bergerak semakin jauh ke bawah tanah. Setiap 3 meter batuan setara dengan sekitar 1 tekanan atmosfer.
Saat ini, pengeboran terdalam yang dilakukan berlokasi di daerah Kola Superdeep Borehole, Rusia, dengan kedalaman hanya di angka 12,2 km. Kedalaman itu, tekanannya 4.000 kali lipat dari tekanan di permukaan laut.
Para ilmuwan membutuhkan waktu hampir 20 tahun untuk mencapai kedalaman tersebut. Jaraknya masih jauh dari 80 km dari lapisan Bumi berikutnya, yaitu mantel Bumi. Beda dengan kerak, mantel Bumi memiliki tekstur yang padat dengan ketebalan 2.800 km.
Setelah mantel Bumi, manusia harus mengebor batas antara mantel dan inti Bumi yang disebut "Moho", kependekan dari "Diskontinuitas Mohorovicic". Para ilmuwan pernah mencoba menggali lapisan ini dari laut dalam namun belum pernah berhasil.
Mereka mendapati masalah seperti lubang yang dibuat runtuh. Belum lagi suhu mantel Bumi yang panas dapat melelehkan baja tahan panas. Yang perlu dilakukan adalah mengganti mata bor dengan bahan seperti titanium sangat mahal.
Jika mantel telah ditembus, bor akan mencapai inti Bumi pada kedalaman sekitar 2.896 km. Inti luar sebagian besar terbuat dari besi cair dan nikel dan sangat panas, dengan suhu berkisar antara 4.000 hingga 5.000 celcius (California Academy of Sciences).
“Jika kita mampu membongkar Bumi dengan melepaskan mantel dan inti luarnya yang berbentuk cair, inti bagian dalam akan tampak bersinar seperti bintang. Suhunya diperkirakan sekitar 5.500-6.000 derajat celcius (9.930-10.830 Fahrenheit), mirip dengan suhu permukaan matahari,” kata Ahli Geofisika dari Australian National University Hrvoje Tkalcic.
Mengebor inti luar Bumi yang mengandung paduan besi-nikel yang panas dan cair ini akan sangat sulit. Menurut Damon Teagle, profesor geokimia di Universitas Southampton, Inggris, mengebor inti Bumi sama dengan mencari masalah.
"Hal ini akan menyebabkan berbagai macam masalah. Inti luar yang berapi-api akan seperti mengebor cairan, dan kemungkinan besar akan melelehkan bor tersebut kecuali air dingin dipompa ke bawah," katanya dilansir dari Live Science, Minggu (17/12/2023).
Kemudian, setelah 5.000 km, bor akan mencapai inti bagian dalam, yang tekanannya sangat kuat meskipun suhu terik, inti nikel dan besi tetap padat. Di sini, manusia akan berada pada tekanan yang belum pernah dibayangkan.
Pada tahapan ini bor akan ditarik hingga ke inti oleh gravitasi Bumi. Di pusat inti, gravitasinya akan serupa dengan saat berada di orbit, secara efektif tidak berbobot. Itu karena tarikan massa bumi akan sama besarnya ke segala arah.
Kemudian ketika bor terus menuju sisi lain Bumi, tarikan gravitasi akan berubah relatif terhadap posisi bor, yang secara efektif menariknya turun menuju inti lagi. Bor harus bekerja melawan gravitasi saat mendorong ke permukaan.
Itu artinya, jika pun manusia bisa menembus hingga inti Bumi, bukan lah hal mudah untuk membawa bor kembali ke permukaan Bumi lainnya. Masih ada proses panjang lain ditambah dengan masalah baru berupa tarikan gravitasi yang menyulitkan bor naik ke atas.
Sepertinya masih banyak misteri alam yang belum terungkap manusia di muka Bumi.
Editor: Dani M Dahwilani