Mengenal Teknologi Bom Canggih AS yang Dijual ke Israel
JAKARTA, iNews.id - Pemerintahan Joe Biden diam-diam setuju menjual teknologi bom canggih ke Israel. Penjualan bom senilai 735 juta dolar AS ke Israel menimbulkan banyak pertanyaan di tengah konflik yang memanas.
Senjata canggih yang akan dijual Amerika Serikat (AS) merupakan Joint Attack Direct Munition (JDAM) buatan Boeing. Melansir laman resmi Boeing, Kamis (20/5/2021), JDAM adalah kit yang bisa mengubah bom yang mulanya tidak berpemandu menjadi bisa dikendalikan dengan menggunakan Global Positioning System (GPS).
Tak hanya itu, bom dapat dikirim secara akurat dalam kondisi cuaca apa pun dan dapat diluncurkan pada jarak yang sangat jauh dari target. Sistem navigasi dari bom ini dapat diandalkan untuk memperbarui senjata hingga mencapai target.
Perusahaan warisan Boeing McDonnell Douglas Corp. mengembangkan JDAM berdasarkan kontrak yang pertama kali diberikan pada 1988 silam. Fasilitas Boeing di St. Charles memproduksi lebih dari 40 kit JDAM setiap hari. Pada 20 Agustus 2013, Boeing menandai produksi kit ke-250.000.
Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan militer AS di lebih dari 26 negara telah menggunakan JDAM. Penggunaan operasional pertamanya selama Operation Allied Force di Balkan pada 1999.
JDAM telah digunakan secara ekstensif dalam Operation Enduring Freedom (OEF) dan Operation Iraqi Freedom (OIF) dan yang terbaru dalam Operation Unified Protector NATO di Libya.
Kemampuan hebat JDAM di tambah dengan Laser Joint Attack Direct Munition (Laser JDAM). Karena desain modularnya, kit sensor laser yang terjangkau dapat dipasang pada JDAM yang ada di lapangan dalam beberapa menit.