Pertama Kali, Astronom Temukan Exoplanet Menggunakan Teleskop Radio
Pasalnya, pusat orbital sistem planet tidak di tengah bintang. Sebaliknya, semua benda dalam sistem mengorbit pusat gravitasi timbal balik yang disebut barycentre. Barycentre Tata Surya misalnya, tepat di luar permukaan Matahari, terutama karena pengaruh gravitasi Jupiter dan Saturnus.
Saat melihat bintang-bintang lain dengan exoplanet masif mengorbit dekat, efek ini dapat dideteksi dengan cara panjang gelombang cahaya diregangkan atau dikompresi ketika bintang bergerak. Teknik deteksi ini disebut spektroskopi Doppler.
Teknik astrometrik sedikit berbeda. Bintang-bintang Bima Sakti tidak tetap di luar angkasa. Bintang tersebut bergerak di sekitar galaksi dan studi mengenai gerakan ini disebut astrometri, sebagaimana dikutip dari Science Alert, Rabu (5/8/2020).
Jadi, alih-alih menggunakan perubahan panjang gelombang, teknik astrometri mencari penyimpangan dari garis lurus. Metode ini dapat digunakan untuk mendeteksi exoplanet yang tidak dapat dilakukan spektroskopi Doppler seperti exoplanet yang berputar dalam orbit yang lebih besar di sekitar bintang-bintang mereka.
“Metode kami melengkapi metode kecepatan radial, yang lebih sensitif terhadap planet yang mengorbit dalam orbit dekat. Sedangkan metode kami lebih sensitif terhadap planet besar dalam orbit yang jauh dari bintang,” kata ahli astrofisika Gisela Ortiz-Leon dari Max Planck Institute for Radio Astronomy Jerman.