Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Sejarah Baru! Unhan Sukses Luncurkan Satelit RIDU-Sat 1 di California
Advertisement . Scroll to see content

Satelit Kayu Pertama di Dunia Segera Meluncur, Ukurannya Sebesar Cangkir

Rabu, 21 Februari 2024 - 05:30:00 WIB
Satelit Kayu Pertama di Dunia Segera Meluncur, Ukurannya Sebesar Cangkir
Satelit Kayu Pertama di Dunia Segera Meluncur, Ukurannya Sebesar Cangkir (Foto: Kyoto University)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Satelit kayu pertama di dunia segera di luncurkan. Para ilmuwan Jepang telah menukar aluminium dengan kayu 
dalam desain satelit terbaru yang direncanakan meluncur musim panas ini. 

Satelit yang dijuluki Lignosat akan terbuat dari kayu Magnolia dan mempunyai ukuran sebesar mug atau cangkir. Meski tidak terdengar 
futuristik, penggunaan kayu membantu industri antariksa mengurangi polusi berbahaya. 

Jika sukses, mikrosatelit akan memungkinkan para peneliti beralih ke material bangunan ramah lingkungan. Lignosat pada dasarnya akan 
seukuran kotak kayu dengan solar panels di bagian luar dan perlengkapan elektronik di dalamnya, sebagaimana dikutip dari Daily Mail. 

Satelit akan diluncurkan dengan kapal pasokan Orbital Science Cygnus ke International Space Station (ISS) mirip misi di atas Dragon Space 
akhir tahun ini. Setelah mengorbit, Lignosat akan beroperasi selama kurang lebih enam bulan sebelum terbakar di atmosfer.

Peneliti berencana memasukkan sejumlah eksperimen yang ditujukan untuk melihat seberapa baik kayu bertahan dalam kondisi luar 
angkasa yang keras. Di low-earth orbit (LEO),  satelit mengalami suhu dengan rentang -85 derajat Fahrenheit hingga +25 derajah 
Fahrenheit, tergantung pada ketinggian dan paparan Matahari.

Hal mengkhawatirkan dari panel kayu dalam satelit ini adalah bisa patah karena pergantian suhu. Namun, penelitian awal memperlihatkan 
kayu yang disimpan di laboratorium dengan kondisi seperti luar angkasa tidak menunjukkan kehilangan massa, pembusukan, dan 
kerusakan yang dapat diukur. 

Didorong dengan hasil kayu yang disimpan di laboratorium, peneliti mengirim sampel kayu berbeda jenis ke ISS, di mana mereka ditahan 
selama hampir setahun.

Editor: Dini Listiyani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut