Kiat bagi Pelaku Kreatif Pemula Bikin Digital Branding untuk Usaha
JAKARTA, iNews.id - Transformasi digital menjadi momen bagi pelaku usaha untuk membangun digital branding. Cara yang dilakukan pun bervariasi, asalkan tetap memiliki etika.
Ya, sudah menjadi hal jika perkembangan dunia digital memberikan tantangan baru di segala aspek kehidupan, termasuk pemasaran. Kini banyak pelaku kreatif disibukkan dengan membangun brand di platform digital.
Direktur DOTstudios.ID Akhmad Nasir mengatakan, kecakapan digital diperlukan agar infrastruktur teknologi dan informasi yang berkembang pesat saat ini bisa dimaksimalkan.
Menurut dia, cakap bermedia digital berarti mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan lanskap digital, menggunakan mesin pencarian informasi, bercakap dengan aplikasi percakapan dan media sosial, serta melakukan transaksi daring dengan dompet digital.
"Terkait dengan transaksi daring, keterampilan yang juga harus dimiliki oleh para penjual daring adalah membangun brand. Brand ada dalam benak konsumen, dibentuk dari pengalaman atau persepsi. Branding berfungsi sebagai pembeda, membangun citra, dan promosi," ujar Akhmad Nasir, melalui keterangannya belum lama ini.
Dia menjelaskan, untuk membangun brand, kecakapan digital sangat diperlukan. "Sehebat apa pun strategi branding kita, pada akhirnya produk kitalah yang akan menjadi kunci sehingga orang mau membeli,” tutur Akhmad.
Pemimpin perusahaan jawatengah.online Padmasari Mestikajati mengatakan, dengan hadirnya internet, faktanya sekarang ini masyarakat di negara manapun menghadapi tantangan budaya. Untuk menangkis tantangan budaya bermedia digital ini, maka masyarakat perlu memiliki pengetahuan dasar akan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital.
"Hak-hak digital merupakan salah satu ruang lingkup budaya digital. Hak-hak digital harus disertai tanggung jawab. Tanggung jawab pertama yaitu menjaga hak atau reputasi orang lain. Misalnya, ketika membuat iklan, jangan mengintimidasi atau menyebut merek lain lebih jelek atau tidak sebaik brand kita. Tanggung jawab kedua adalah menjaga keamanan nasional, ketertiban masyarakat, atau kesehatan dan moral publik," kata dia.
Padmasari menambahkan, digital branding berfungsi menciptakan interaksi dan hubungan baik dengan konsumen, membuat brand Anda mudah diingat, menjangkau konsumen lebih luas, dan membuat bisnis lebih cepat berkembang.
"Tren branding tahun 2022 yaitu menjadi humanis, menunjukkan inklusivitas, mempresentasikan hal besar, disruptive brand, topical brand, dan monogram,” kata Padmasari.
Sementara itu, anggota presidium Mafindo Farid Zamroni M mengatakan, berdasarkan survei Microsoft yang menyebut warganet Indonesia adalah yang paling tidak sopan di Asia Tenggara menjadi alarm, untuk mempersiapkan masyarakat digital, maka etika digital perlu dipelajari.
Farid menerangkan, etika digital diperlukan karena ada standar baru di ruang digital yang terbentuk dari interaksi banyak orang dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda.
"Terkait branding, ada tiga kompetensi yang perlu dimiliki. Pertama, kompetensi membentengi diri dari tindakan negatif di platform digital, maksudnya agar tidak melanggar UU ITE. Kedua, kompetensi memproduksi dan distribusi informasi di platform digital. Ketiga, kompetensi membangun relasi sosial dengan netiket," kata dia.
Dia juga memberikan kiat cara membangun brand bagi pebisnis pemula, pertama yaitu melakukan riset. Kemudian tentukan calon konsumen, jadikan yang unik, tentukan nama brand, tentukan slogan, terapkan brand ke semua saluran bisnis, dan buatlah desain logo brand.
"Kemudian, ada beberapa kesalahan ketika branding produk yang harus dihindari, misalnya sembarang memilih merek, merek yang ribet tidak mudah diingat, meniru brand atau materi orang lain,” katanya.
Editor: Vien Dimyati