Heboh Kasus Bakteri Pemakan Daging di Jepang, Kemenkes Sebut Perjalanan Luar Negeri Belum Dibatasi

JAKARTA, iNews.id - Belakangan ini, Jepang sedang dihebohkan dengan merebaknya infeksi sindrom syok toksik streptokokus (STSS), yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes kelompok A. Bahkan, tercatat kasus STSS di Jepang telah melampaui 1.000 dan menjadi perhatian global.
Bakteri ini dijuluki pemakan daging karena dapat menghancurkan kulit, lemak, dan jaringan di sekitar otot dalam waktu singkat. Penularan STSS terjadi melalui pernapasan dan droplet (percikan ludah atau lendir) dari penderita.
Lantas, apakah kasus ini berdampak terhadap pembatasan perjalanan dari dan ke Jepang? Menurut keterangan resmi dari Kementerian Kesehatan baru-baru memastikan, hingga saat ini, tidak ada pembatasan perjalanan dari dan ke Jepang terkait dengan STSS.
Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait peningkatan kasus iGAS atau invasive Group A Streptococcal disease, termasuk STSS, di Eropa pada Desember 2022, tidak ada rekomendasi pembatasan perjalanan ke negara-negara yang terdampak.
Pengobatan STSS dilakukan dengan pemberian antibiotik. Hingga saat ini, belum ada vaksin khusus untuk mencegah infeksi bakteri pemakan daging.