Kemenparekraf Gelar Workshop Tingkatkan Kompetensi Pelaku Pariwisata di NTB
Peserta yang mengikuti kegiatan ini meliputi perwakilan unsur pemerintah, akademisi, asosiasi, industri, serta komunitas untuk setiap bidang pariwisata yaitu MICE, Event, Tour Leader, Tour Guide, Rock Climbing, Destinations, Safety Guard Water Tourism, Paramotor, Ecotourism, dan Rafting.
Sementara Inspektur Utama Kemenparekraf, Restog Krisna Kusuma mengatakan, kebangkitan pariwisata pasca pandemi harus mampu menjawab tiga isu penting, yaitu sustainability, digitalization, dan local community.
"Untuk itu, peningkatkan Sumber Daya Manusia yang unggul dan berdaya saing menjadi salah satu fokus utama dalam fase kebangkitan pariwisata pasca pandemi ini," katanya.
Restog pun mengapresiasi Direktorat Standardisasi Kompetensi yang telah mengambil peran penting dalam fase ini melalui penyiapan standar kompetensi yang mampu menjawab tantangan tersebut.
"Tentu saja ini bukan hal yang mudah untuk menyusun standar bersama dengan para stakeholder terkait. Terlebih penyusunan standar ini pun dilakukan sekaligus untuk Rancangan SKKNI, KKNI dan Skema Okupasi dan untuk 10 bidang, yaitu MICE, Rock climbing, Ecotourism, Tourguide, Paramotor, Destinasi, Safety guide, Rafting, Tour leader, Event," ujarnya.
Dia berharap uji petik ini dapat menghasilkan output sebagaimana yang seharusnya, sehingga proses penyelesaian standar ini dapat berjalan sesuai dengan timeline yang ada dan akuntabel.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, Certification of Tourism Human Resources and Competency-Based Standards adalah program unggulan.
"Kedua program tersebut merupakan program unggulan Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan yang menggunakan Dana PHLN (Pinjaman Hibah Luar Negeri) dari World Bank," ujarnya.
Editor: Dani M Dahwilani