Safari Gurun Dubai Mewah: Naik Land Rover Vintage, Unta, hingga Makan Malam di Tenda Bedouin
Dia memasang alat penutup mata pada Falcon yang dinamai Shadow. Tak lama, Shadow menunjukkan kemampuannya berburu, terbang beberapa kali dengan kecepatan tinggi, menyambar umpan, hingga kembali ke lengan sang falconer. Saat langit semakin gelap, kami berfoto bersama burung tercepat di dunia dengan kecepatan mencapai 390 km per jam itu.
Perjalanan terakhir kami adalah perkemahan safari gurun mewah bergaya Bedouin. Begitu memasuki kawasan ini, kami disambut lampu lentera. Tenda-tenda berdiri rapi di kanan dan kiri, sementara di tengah telah terbentang permadani lengkap dengan bantal-bantal beludru untuk bersantai.

Aroma rempah-rempah dan kopi Arab pun memenuhi udara. Kami menyesap kopi yang disuguhkan. Di kanan pintu masuk perkemahan, seorang pria berkandora menyangrai biji kopi di atas tungku kayu bakar, lalu menggiling dengan alat tradisional, untuk selanjutnya diseduh.
Makan malam mewah telah menanti. Sebagai makanan pembuka, di tiap meja di tenda sudah disajikan mulai dari hummus, moutabal, hingga tabbouleh. Setelah itu, kami menikmati menu utama makanan tradisional Arab, mulai dari daging domba, ayam panggang, nasi mandi, hingga daging unta. Bagi yang tidak mengonsumsi daging juga disediakan makanan vegetarian, sop lentil dan sayuran.

Kami tentu saja tidak melewatkan kesempatan untuk menunggang unta di sini. Dibantu pemandu, kami naik ke unta yang perlahan berjalan bergoyang membawa melintasi gurun di bawah langit malam. Rute yang dilewati memang tidak jauh. Para wisatawan yang masih ingin, bisa menunggangi unta untuk kedua atau beberapa kali.

Kembali ke perkemahan, kami menikmati musik dan tarian tradisional Emirati dengan gendang. Para wisatawan juga diajak ikut menabuh gendang beramai-ramai. Sebagian memilih duduk di atas permadani, menikmati makanan dan snack yang disediakan, sambil bercerita.