Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ciri-Ciri Makanan Tidak Layak Konsumsi, Bukan cuma Bau Basi!
Advertisement . Scroll to see content

Cegah Obesitas Anak, Yuk Kenalkan Kebiasaan Makan Menu Berwarna-warni sejak Dini

Sabtu, 11 Maret 2023 - 20:04:00 WIB
Cegah Obesitas Anak, Yuk Kenalkan Kebiasaan Makan Menu Berwarna-warni sejak Dini
Kenalkan makanan berwarna-warni sejak dini pada anak (Foto: Self)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Memberikan makanan sehat kepada anak sangat penting untuk tumbuh kembang. Jangan biarkan anak makan sembarangan untuk mencegah terjadinya obesitas.

Dokter spesialis anak konsultan endokrinologi, dr. Frida Soesanti mengatakan, orang tua memiliki tanggung jawab penting dalam mengajarkan anak tentang kebiasaan makan yang sehat sejak dini. Sebaiknya, kebiasaan makan yang baik ini dimulai sejak bayi melewati masa ASI eksklusif dan memulai makanan pendamping ASI pada usia 6 bulan. 

“Asupan makanan tambahan akan menentukan pertumbuhan anak,” ujar Dokter spesialis anak konsultan endokrinologi, dr. Frida Soesanti, melalui keterangannya dikutip Sabtu (11/3/2023)

Seperti diketahui, baru-baru ini, mencuat kasus anak berusia 16 bulan yang mengalami obesitas. Kental manis dituding menjadi penyebabnya. Menurut dr. Frida, tidak ada satu makanan tunggal yang bikin gemuk. 

“Tidak ada. Prinsipnya adalah makanan yang masuk berlebihan, dan hanya sedikit yang dikeluarkan,” katanya. 

Secara umum, semua jenis makanan dapat dikonsumsi oleh anak selama sesuai dengan usia dan tak dikonsumsi secara berlebihan. Selain itu, dalam pola asuh anak, orang tua perlu menunjukkan contoh baik terkait makanan. 

Misalnya, dengan membaca label bahan makanan dengan cermat. Pada label produk kental manis, terdapat informasi yang menunjukkan produk tersebut tidak boleh menggantikan ASI, tidak cocok untuk bayi yang belum mencapai usia 12 bulan, dan tidak dapat dijadikan satu-satunya sumber gizi. 

"Tidak perlu menyalahkan ibu atau keluarga yang memiliki anak obesitas. Namun, kasus tersebut dapat dijadikan sebagai pembelajaran dan refleksi untuk mengevaluasi pola asuh yang diterapkan pada anak," kata dr Frida.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut