Jangan Sepelekan, Mi Instan hingga Gorengan Bisa Picu Obesitas
Menurutnya, World Health Organization mendefinisikan obesitas sebagai akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan, yang dapat mengganggu kesehatan. Bagi masyarakat Asia, seseorang mengalami obesitas jika memiliki indeks massa tubuh (IMT) di atas angka 25.
Ketua Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni), Prof. Dr. dr. Ketut Suastika mengatakan, obesitas harus dipahami sebagai penyakit kronis yang kompleks, progresif, dan dapat kambuh (muncul kembali). Menganggap obesitas adalah akibat kesalahan individu karena terlalu banyak asupan dan kurang berolahraga adalah kekeliruan yang umum terjadi.
"Pada kenyataannya, obesitas adalah berat badan berlebih yang diakibatkan oleh berbagai faktor genetik, psikologis, sosiokultural, ekonomi, dan lingkungan. Dan fakta penting lainnya adalah, begitu seseorang mengalami keadaan obesitas, keadaan ini akan menjadi masalah yang panjang, bahkan seumur hidup, dan kembalinya pertambahan berat badan umum terjadi," kata Prof. Ketut.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia Prof. Dr. dr. Nurpudji Taslim juga memaparkan mengenai peningkatan konsumsi makanan olahan.
"Makanan olahan seperti mi instan dan camilan yang digoreng biasanya memiliki harga yang terjangkau, mudah ditemukan, dan sangat dipromosikan, padahal makanan seperti itu tidak sehat karena berkalori tinggi dan bernutrisi rendah," kata Prof . Nurpudji.