Lagi Tren Makanan Frozen Food Selama Pandemi, Cold Storage Makin Diminati

JAKARTA, iNews.id - Selama masa pandemi Covid-19, gaya hidup masyarakat mengalami perubahan. Salah satunya, dalam menyimpan makanan, masyarakat lebih memercayai frozen food.
Dari daging, kentang, hingga buah-buahan beraneka warna, kini bisa dijumpai dalam bentuk frozen food. Namun, di balik reputasinya yang tidak sebaik makanan segar, frozen food sebenarnya tidak selalu jahat bagi tubuh.
Ahli gizi dari AS, Esther Ellis menyebutkan, proses pembekuan tidak menjadikan suatu makanan menyehatkan atau tidak. Hal ini sepenuhnya tergantung pada kandungan gizi bahan makanan itu sendiri.
Menurut dia, bahan makanan pada dasarnya selalu melewati proses yang sama, dari proses panen, penyortiran, pencucian, hingga pengemasan. Jadi, tidak ada perbedaan nilai gizi antara sayuran beku dan sayuran segar, ataupun daging beku dan daging segar. "Proses pembekuan justru bisa mempertahankan kesegaran dan kandungan beragam vitamin dari suatu bahan makanan," ujar dia.
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan Perikanan KKP Artati Widiarty mengatakan, dengan adanya tren frozen food yang meningkat, cold storage atau tempat penyimpanan pendingin juga sangat dibutuhkan.
"Untuk mempertahankan nutrisi pangan yang dibekukan, dibutuhkan suhu hingga sampai 40 derajat celcius," kata Artati Widiarty, belum lama ini di Jakarta.
Artati menjelaskan, saat ini logistik pangan harus dijaga. Apalagi beberapa negara sudah menahan ekspor pangannya, itu contoh betapa ketahanan pangan ini sangat penting.
"Kami mendukung peran swasta untuk menghadirkan cold storage sebagai tempat penyimpanan bahan pangan. Salah satunya ikan yang akan didistribusikan," kata dia.
Dia menambahkan, saat ini tren Frozen food di kalangan masyarakat mulai digemari. Dulu kemasan Frozen food masih sederhana. Sekarang masyarakat mulai berkreasi dengan kemasan dry ice. "Namun, syarat kelayakan makanan beku itu adalah jika pangan dibekukan sejak dini. Bukannya sudah di-display kemudian baru dibekukan," katanya.