Terungkap, Cara Potong Tumpeng Bukan dari Atas Kerucutnya, seperti Ini yang Benar!
Nasi Tumpeng mulanya sangat identik dengan masyarakat suku Jawa. Tumpeng dibuat untuk berbagai keperluan ritual seperti upacara mendirikan rumah, kelahiran, perkawinan, dan sebagainya. Keberadaan Tumpeng diketahui telah ada sejak zaman Hindu abad I sampai dengan XIV Masehi.
Pada masa tersebut, tumpeng digunakan sebagai persembahan kepada Dewa Wisnu, sebagai Dewa pemelihara keseimbangan alam. Pada sumber lain, juga menyebutkan, tradisi tumpeng awalnya merupakan tradisi untuk memuliakan gunung-gunung yang dianggap sakral sebagai tempat bersemayamnya para Hyang atau arwah leluhur.
Saat penyebaran agama Hindu masuk di Jawa, bentuk kerucut nasi tumpeng melambangkan Gunung Mahameru yang diyakini sebagai tempat bersemayamnya dewa-dewi.
Orang dahulu memahami konsep Ketuhanan sebagai bentuk yang besar dan tinggi serta berada di puncak. Setelah agama Islam masuk ke Pulau Jawa, makna nasi tumpeng bergeser menjadi wujud rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa.
Tumpeng memiliki beberapa menu utama penyusun tumpeng antara lain seperti nasi kuning, ayam goreng, sayur urap, telur, kering tempe atau kentang, ikan teri atau ikan asin (gereh), sambal dan perkedel kentang.
Editor: Vien Dimyati