Selain dirumahkan, lanjutnya ada juga sebagian karyawan yang mau tidak mau dikurangi jam kerjanya. Saat kondisi normal, karyawan industri TPT bekerja 7 hari per minggu, namun sekarang hanya 5 hari kerja. Hal tersebut tentu berpengaruh pada besaran upah yang diterima karyawan.
Dia menjelaskan, penurunan permintaan bukan hanya dirasakan dari sisi ekspor tapi juga dari dalam negeri. Jika hal ini terus berlanjut, maka gelombang PHK karyawan di industri TPT tidak dapat dihindari.
"Di saat kondisi seperti ini, kami hanya menaruh harapan dari market dalam negeri," tutur Jemmy.