ANKARA, iNews.id - Wakil Presiden Bank Dunia untuk Timur Tengah dan Afrika Utara Ferid Belhaj memperkirakan, rekontruksi Turki dan Suriah setelah gempa bumi pada pekan lalu bakal menelan biaya mencapai miliaran dolar AS.
Adapun Bank Dunia telah menjanjikan dana 1,8 miliar dolar AS atau Rp27,4 triliun untuk Turki. Sementara untuk Suriah, tengah diupayakan mencari bantuan.
"Di Turki, Bank Dunia telah berkomitmen sekitar 1,8 miliar dolar AS. Ini karena kami sudah memiliki portofolio di Turki, kami memiliki proyek, dan dapat menggunakan kembali sebagian pendanaan," kata dia, dikutip dari CNBC International, Selasa (14/2/2023).
Konfederasi Perusahaan dan Bisnis non-pemerintah Turki dalam laporannya memprediksi gempa tersebut menyebabkan kerugian total nyaris 84,1 miliar dolar AS bagi ekonomi Turki. Sebagai perbandingan, gempa Marmara pada 1999 yang melanda kota Izmit dan menewaskan lebih dari 17.000 orang, mengakibatkan kerugian 51,1 miliar dolar AS.
Biaya rekonstruksi tersebut untuk mendukung ekonomi Turki yang makin terpuruk karena diguncang hiperinflasi, krisis biaya hidup, dan kebijakan moneter kontroversial Presiden Recep Tayyip Erdogan.
"Turki, telah terbukti tangguh selama bertahun-tahun terakhir. Mereka mengalami pasang surut dan mereka mampu mengelolanya," ujar Belhaj.
Di sisi lain, dia memberikan perkiraan yang lebih suram atas prospek Suriah karena dilanda sanksi.
"Tragedi yang menimpa rakyat Suriah ini, selain semua tragedi yang dialami orang-orang yang sama selama 10-15 tahun terakhir, sungguh mengerikan," ucapnya.