Menurut Henny sebagai pengusaha batik, dia melihat banyak sekali motif batik di Indonesia. Salah satunya batik motif kawung.
Awalnya, dia melihat adanya penurunan bisnis para pembatik kawung di lingkungannya. Hal ini disebababkan sempitnya pasar batik kawung akibat kosongnya makna dari pola kawung, yang tidak lebih dari sekadar motif melingkar, dan persepsi bahwa 'kawung adalah untuk orang yang sudah meninggal'.
Melihat realita tersebut, dia pun menantang UMKM binaannya untuk mempercantik motif kawung dengan warna-warna modern, bukan dengan warna batik yang biasa digunakan, yaitu hitam, coklat, dan abu-abu. Pada akhirnya, tercipta variasi warna batik kawung dan motif batik tiga dimensi, yang membuat konsumen semakin tertarik.
"Saya mengatakan kepada UKM yang bekerja sama dengan saya, 'Ayo kita buat batik kawung menjadi modern dengan warna-warna cerah'. Hasilnya adalah batik yang memadukan motif tiga dimensi seperti laut, kuda laut, dan karang," tuturnya.
Selanjutnya, dia bersama UMKM binaanya mendigitalkan dan menata gambar-gambar tersebut. Dengan bimbingan Henny, motif batik kawung menjadi lebih menarik dan mampu memasuki pasar global.
"Senang sekali melihat masyarakat diberdayakan oleh budaya Indonesia dan kreasi mereka. Lapangan kerja baru tercipta. Kalau tidak berani memulai (berinovasi), bagaimana bisa tahu jalannya," ujar ibu tiga anak ini.