Dialog Interaktif: Perkembangan Perdagangan Fisik Aset Kripto di 2022 dan Outlook 2023

Anindita Trinoviana
Dialog Interaktif: Perkembangan Perdagangan Fisik Aset Kripto di 2022. (Foto: dok Bappebti)

JAKARTA, iNews.id - Ekonomi digital yang hadir bersama dengan Revolusi Industri 4.0, telah membawa perubahan besar dalam pola perdagangan saat ini dari yang semula konvensional menjadi terdigitalisasi. Ekonomi digital di Indonesia tumbuh dengan baik yang dibuktikan dengan nilai ekonomi digital sebesar 70 miliar Dolar Amerika pada 2021 yang merupakan peringkat teratas di ASEAN berdasarkan Gross Merchandise Value (GMV). 

Perdagangan Aset Kripto merupakan bagian dari ekonomi digital yang sedang berkembang di Indonesia, kontribusinya pada perekonomian, salah satunya terlihat melalui sektor perpajakan.

Sejak Peraturan Menteri Keuangan No. 68/PMK.03 Tahun 2022 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan atas Transaksi Perdagangan Aset Kripto dikeluarkan pada 1 Mei 2022 hingga September 2022 telah terkumpul pajak sebesar Rp159,12 miliar. 

Nilai pajak tersebut tentu tidak terlepas dari perkembangan Perdagangan Pasar Fisik Aset Kripto memiliki potensi yang baik, terlihat dari pertumbuhan nilai transaksi maupun jumlah pelanggan Aset Kripto di Indonesia sangat luar biasa. Pada 2021, keseluruhan nilai transaksi Aset Kripto menyentuh angka Rp859,4 triliun atau tumbuh sebesar 1.224 persen dibandingkan di 2020 dengan nilai transaksi sebesar Rp64,9 triliun.

Nilai transaksi periode Januari hingga Oktober 2022 sebesar Rp279,8 triliun atau mengalami penurunan 60,99 persen, dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021. Sementara, jumlah pelanggan terdaftar hingga Oktober 2022 mencapai 16,4 juta pelanggan dengan rata-rata kenaikannya sebesar 631 ribu pelanggan per bulan.

Data tersebut menunjukkan bahwa, fluktuasi harga Aset Kripto yang mengalami penurunan pada beberapa waktu ini tidak mengurangi minat masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen tersebut. Fenomena penurunan harga, menurut hemat kami juga merupakan hal yang wajar sebagai bagian dari suatu mekanisme pasar pada industri Aset Kripto. 

Fenomena menurunnya harga sebagian besar Aset Kripto dikenal dengan istilah Crypto Winter yang disebabkan oleh mekanisme pasar Aset Kripto dan dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan makro ekonomi di dunia, serta dinamika-dinamika geopolitik yang terjadi saat ini.

Konflik Rusia-Ukraina mempengaruhi pasokan pangan dan energi, membuat harga pada sektor ini mengalami fluktuasi yang signifikan. Fluktuasi harga yang terjadi pada sektor ini menjadi hal yang lebih menarik bagi investor.

Saat ini, pandemi Covid-19 masih memiliki pengaruh terhadap ekonomi global, menyebabkan banyak negara dunia yang mengalami inflasi. Sebagai respons, banyak bank sentral yang meningkatkan suku bunganya, misalnya, The Fed di Amerika Serikat. Suku bunga di Amerika Serikat kini menyentuh 3,75 persen hingga 4 persen.

Editor : Anindita Trinoviana
Artikel Terkait
Nasional
5 hari lalu

Menko Airlangga Proyeksi Ekonomi Digital RI Tembus Rp6.657 Triliun di 2030

Internet
12 hari lalu

Sistem Keuangan Digital Kripto Bergejolak, Bagaimana Keamanannya?

Nasional
13 hari lalu

Angela Tanoesoedibjo: Kolaborasi Jadi Fondasi Ekosistem Digital Nasional

Bisnis
2 bulan lalu

Wamen BUMN Tiko Ungkap Potensi Jumbo Ekonomi Digital, Wanti-Wanti Serangan Siber

Bisnis
3 bulan lalu

Bank Mandiri Dukung UMKM lewat Livin’ Merchant dan Program Hyperlocal

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal