MOROWALI, iNews.id - Asap putih mengepul dari cerobong pembangkit listrik yang berdiri angkuh di kawasan industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Bergulung-gulung tanpa henti, lantas menguar di udara, seirama truk-truk pengangkut bahan tambang nikel hilir mudik menuju area pabrik.
Nun jauh di laut, ratusan tongkang pengangkut batu bara menancapkan jangkar. Ponton yang sanggup mengangkut emas hitam ribuan ton itu menunggu antrean sandar di dua jetty (dermaga) untuk bongkar muat. Pelabuhan ini luar biasa sibuk, ditambah puluhan giraffe crane menjulang kokoh.
Kepulan asap power plant, lalu-lalang ribuan pekerja hingga tungku membara adalah sekelumit dari detak kehidupan IMIP, Desa Fatufia, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah. Proses produksi berjalan nontstop. Pembangkit listrik berbahan bakar batu bara tak kenal libur demi menyuplai energi puluhan pabrik yang juga seolah berlari tanpa jeda.
“Produksi jalan terus, 1x24 jam, tujuh hari dalam seminggu. Karenanya pekerja juga terbagi dalam shift dari pagi, siang, malam,” ujar Direktur Operasional PT IMIP Irsan Widjaja saat mendampingi para pemimpin media nasional berkeliling kawasan industri IMIP, Jumat (19/1/2024). Turut serta dalam kegiatan ini Managing Director IMIP Hamid Mina dan Direktur Komunikasi Emilia Bassar.
Irsan menuturkan, meski beroperasi terus-terusan, namun ada kalanya sejumlah mesin mandek bekerja. Itu terjadi bisa mesin masuk jadwal perawatan (maintenance). Tapi itu bukan berarti keseluruhan pabrik otomatis berhenti.
“Prinsipnya, dalam situasi normal ya semua industri beroperasi full (nonstop),” katanya.
IMIP merupakan perusahaan patungan antara Bintang Delapan Group, Sulawesi Mining Investmen (SMI) dan Shanghai Decent Investment (anak usaha Tsingshan Holding Group). Tsingshan, korporasi raksasa penguasan nikel asal Negeri Tiongkok memegang saham mayoritas yakni mencapai 49,7 persen disusul Bintang Delapan (25,3 persen) dan SMI (25 persen).
Titik awal IMIP dimulai pada 2013. Nota kesepahaman membangun kawasan industri terintegrasi di Morowali ditandai dengan penandatanganan ketiga perusahaan pendiri disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden China Xi Jinping.