BEIJING, iNews.id - Media China melaporkan pada akhir pekan lalu, pihak berwenang di Provinsi Hainan memerintahkan Evergrande untuk merobohkan 39 bangunan di proyek raksasanya, Ocean Flower Island.
Penyebabnya, dikutip dari CNN Business, karena izin bangunan yang diperoleh pengembang properti itu ilegal. Perusahaan mengakui perintah tersebut dalam sebuah postingan di WeChat pad Senin (3/1/2021) malam.
Kendati demikian, mereka menjelaskan, perintah merobohkan 39 bangunan itu tidak mempengaruhi bangunan lain di proyek properti yang sama, yang melibatkan sekitar 61.000 pemilik properti. Ke-39 bangunan tersebut merupakan bagian dari proyek raksasa Ocean Flower Island milik Evergrande di Hainan, di mana perusahaan telah menginvestasikan hampir 13 miliar dolar AS selama enam tahun terakhir.
Menyusul hal itu, perusahaan menangguhkan perdagangan sahamnya di Hong Kong pada Senin lalu. Dalam pengajuan ke Bursa Efek Hong Kong pada Selasa (4/1/2022), perusahaan menyatakan akan melanjutkan perdagangan, dan menegaskan mereka akan aktif berkomunikasi dengan pihak berwenang tentang proyek Ocean Flower Island dan menyelesaikan masalah dengan benar.
Saham Evergrande melonjak 10 persen setelah perdagangan dimulai pada sore hari dan ditutup naik 1,3 persen. Sementara dalam pengajuan pada Selasa, Evergrande juga menyatakan telah mengantongi penjualan kontrak sebesar 70 miliar dolar AS sepanjang 2021. Angka itu turun 39 persen dibanding 2020.