BERLIN, iNews.id - Raksasa energi Rusia, Gazprom mengancam akan mengirim lebih sedikit gas ke Eropa. Namun Jerman, salah satu importir utama menolak gagasan tersebut.
Mengutip CNBC, Gazprom mengatakan pada hari Senin, hal tersebut dilakukan karena keadaan yang tidak terduga dalam posisi untuk mematuhi kontrak gas di Eropa.
Perusahaan energi Jerman, Uniper, mengkonfirmasi bahwa Gazprom telah mengklaim force majeure pada pasokannya. Force majeure, sebuah istilah hukum, terjadi ketika keadaan tak terduga mencegah satu pihak memenuhi kewajiban kontraktualnya, secara teori membebaskan mereka dari hukuman.
“Memang benar kami telah menerima surat dari Gazprom Export di mana perusahaan mengklaim force majeure secara surut untuk kekurangan pengiriman gas di masa lalu dan saat ini. Kami menganggap ini tidak dapat dibenarkan dan secara resmi menolak klaim force majeure tersebut,” ujar Juru Bicara Uniper, Lucas Wintgens kepada CNBC dikutip, Rabu (20/7/2022).
RWE, perusahaan energi Jerman lainnya, mengkonfirmasi bahwa mereka juga telah menerima pemberitahuan force majeure dari Gazprom.
Pejabat di Jerman dan di tempat lain di Eropa menjadi semakin khawatir tentang kemungkinan penghentian total pasokan gas dari Rusia. Ketakutan ini meningkat setelah Nord Stream 1, pipa gas utama dari Rusia ke Jerman, ditutup awal bulan ini untuk pekerjaan pemeliharaan dengan beberapa keraguan bahwa aliran akan pulih sepenuhnya setelah pekerjaan selesai pada 21 Juli.