Pembicaraan itu mungkin tidak akan mengarah pada merger besar-besaran atau kesepakatan apa pun. Adapun, opsi-opsi yang telah dieksplorasi oleh kedua perusahaan juga mencakup pemisahan pasar utama mereka, dengan Grab mendapatkan kendali atas basis di Singapura dan beberapa pasar lainnya, sementara GOTO tetap memegang kendali di Indonesia.
Di satu sisi, valuasi akan tetap menjadi rintangan utama dalam setiap kesepakatan, karena saham GOTO telah turun sekitar 30 persen dalam 12 bulan terakhir. Kekhawatiran lainnya terkait merger ini, yakni struktur dan tata kelola kesepakatan.
Meski demikian, seorang perwakilan GOTO mengatakan bahwa tidak ada diskusi seperti itu (merger) yang terjadi antara perusahaan dengan Grab. Sementara itu, perwakilan Grab menolak berkomentar terkait berita ini.
Sebagaimana diketahui, masing-masing perusahaan memiliki puluhan juta pengguna layanan transportasi online, dan merger dapat membantu mereka menaikkan tarif dan menemukan sinergi di pasar-pasar besar seperti Indonesia di mana persaingan telah membuat harga tetap rendah.
Ukuran yang lebih besar juga dapat membantu entitas gabungan menjadi lebih kuat dalam layanan dengan margin yang lebih tinggi seperti pembayaran digital dan perbankan.