Meski begitu, Tutuka menyampaikan rencana impor CO2 untuk diinjeksikan ke dalam reservoar tak akan mengesampingkan prioritas kebutuhan industri dalam negeri pada kepentingan yang sama.
"Kita tetap prioritaskan kebutuhan dalam negeri dulu untuk menyimpan CO2, kita juga paham tampaknya storage capacity kita cukup besar," ungkap Tutuka.
Sementara itu, Eksekutif Direktur ICCSC Belladonna Troxylon Maulianda mengatakan bahwa investor saat ini mulai memperhitungkan fasilitas CCS ketika akan menanamkan modalnya di suatu negara. Hal tersebut lantaran tidak semua negara mempunyai tempat penyimpanan CO2.
“Kalau kita bisa (terapkan) CCS di Indonesia maka investor akan investasi, tapi kalau tidak bisa mereka tidak akan investasi. Ini ada di depan mata billion dolar investment, jadi merka lihatnya itu (emisi) bisa di CCS-kan atau tidak,” tutur Tutuka.