LONDON, iNews.id - Saxo Bank menyatakan, Inggris menjadi seperti negara dengan ekonomi sedang berkembang atau emerging market. Hal itu akibat dari ketidakstabilan politik, gangguan perdagangan, krisis energi, dan inflasi yang meroket.
Bank of England (BoE) pekan lalu memperingatkan, ekonomi Inggris akan memasuki resesi terpanjang sejak krisis keuangan global pada kuartal IV, dengan produk domestik bruto (PDB) diperkirakan hanya 2,1 persen. Sementara itu, inflasi diproyeksikan mencapai puncaknya di atas 13 persen pada Oktober mendatang.
Bank sentral tidak mengantisipasi rebound tajam dari resesi, dan melihat PDB tetap 1,75 persen di bawah level saat ini pada pertengahan 2025. Dalam sebuah catatan penelitian, Kepala Analisis Makro Saxo Bank Christopher Dembik mengatakan, Inggris makin terlihat seperti negara emerging market.
Sementara itu, perdana menteri (PM) baru akan diumumkan 5 September setelah pengunduran diri Boris Johnson. Kandidat Liz Truss dan Rishi Sunak bersaing untuk menempati posisi PM Inggris saat negara itu menghadapi krisis biaya hidup.
Batas harga energi Inggris akan naik 70 persen lagi pada Oktober, mendorong tagihan energi di atas 3.400 poundsterling per tahun dan mendorong jutaan rumah tangga masuk dalam kemiskinan. Negara ini juga telah berjuang melawan gangguan perdagangan karena Brexit dan masalah lain terkait Covid.