NEW YORK, iNews.id - Karyawan Google menuntut jawaban dari para eksekutif mengenai pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan perusahaan. Induk Google, Alfabet pada Jumat (20/1/2023) waktu setempat telah mengumumkan akan memangkas 12.000 karyawan atau sekitar 6 persen dari tenaga kerja penuh waktu.
Karyawan yang siap untuk kemungkinan PHK mempertanyakan tentang kriteria PHK. Pasalnya, beberapa karyawan yang diberhantikan sudah bekerja lama atau baru saja dipromosikan.
Tak lama setelah email dari CEO Sundar Pichai kepada karyawan, Senior Vice President Google Prabhakar Raghavan mengirim email kepada karyawan. Dia mengatakan juga merasa bertanggung jawab untuk menjangkau dan meminta mereka menyimpan pertanyaan itu saat town hall pada pekan depan.
"Akan ada benturan di jalan saat organisasi bergerak maju dengan PHK," kata dia, dikutip dari CNBC International, Minggu (22/1/2023).
Perusahaan memberikan FAQ untuk PHK, tetapi karyawan mengeluh karena tidak memberikan banyak detail tentang banyak jawaban. Karyawan membanjiri platform pertanyaan perusahaan, Dory, dan membuat komunitas virtual untuk mencari tahu siapa yang di-PHK dan alasannya. Direksi telah memberi tahu karyawan untuk mengajukan pertanyaan saat town hall yang akan berlangsung minggu depan.
Hal tersebut menyoroti tantangan yang dapat dihadapi Google dalam mempertahankan budaya perusahaan yang suportif dan produktif bagi lebih dari 160.000 karyawan tetapnya yang bergejolak. Konfrontasi lebih lanjut mungkin terjadi karena perusahaan berencana memberhentikan karyawan internasional tetapi belum menentukan yang mana.
Sejauh ini di AS, sejumlah karyawan telah di-PHK di seluruh unit bisnis termasuk Chrome, Cloud, dan unit Area 120 eksperimentalnya. Menurut Bloomberg, beberapa karyawan yang mengerjakan program kecerdasan buatan perusahaan juga diberhentikan.