JAKARTA, iNews.id - BUMN Perum Bulog memiliki sejarah panjang dalam rantai pasok pangan. Selama 57 tahun, Perum Bulog telah mendistribusikan pangan terluas dan terbesar di seluruh Indonesia.
Menurut Dirut Perum Bulog Bayu Krishnamurthi dalam perjalanannya nama besar Bulog kerap tercoreng. Hal ini karena rancunya persepsi mengenai fungsi Bulog yang berubah dari pembuat regulasi pangan dan operator distribusi pangan pada masa Orde Baru, lalu setelah reformasi hanya menjadi operator distribusi pangan.
Kerancuan masyarakat atas fungsi Perum Bulog, juga terjadi pada isu impor beras. Kata Bayu, sebenarnya penentuan kebutuhan impor beras dilakukan melalui koordinasi antara berbagai lembaga pemerintah, termasuk Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, dan Badan Pangan Nasional.
Izin impor pun dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan. Sedangkan, Bulog hanyalah sekadar operator pelaksana. Sedangkan, keraguan masyarakat atas integritas kegiatan impor itu muncul dari reputasi Perum BULOG di masa lalu.
Menurutnya, dibutuhkan proses transformasi yang tidak mudah dengan figur pemimpin yang tangguh, visioner dan mengerti ekosistem rantai pasok pangan demi memperbaiki reputasi Perum Bulog.