Mantan dirut PT Inti (Persero) itu menilai, pesawat Bombardier CRJ 1000 tidak sesuai dengan karakteristik pasar di Indonesia. Kondisi pandemi Covid-19 dinilai membuat maskapai semakin bertekad mengakhiri kerja sama sewa tersebut.
Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan, manajemen Garuda terus mencoba bernegosiasi dengan Nordic Aviation Capital (NAC) untuk mengembalikan enam pesawat yang disewa. Saat ini, negosiasi baru dilakukan dengan pihak ketiga yakni Export Development Canada (EDC).
"Proses negosiasi ini tentu juga terjadi berulang-ulang kali, Garuda dan NAC dan tentu ini niat baik kami. Tapi sayangnya, early termination ini belum mendapat respons dari mereka. secara proses negosiasi dengan EDC masih terus berlangsung," ujarnya.