Operasikan Pesawat Bombardier, Garuda Akui Rugi Rp400 Miliar Setiap Tahun

Suparjo Ramalan
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra. (Foto: Ant)

Mantan dirut PT Inti (Persero) itu menilai, pesawat Bombardier CRJ 1000 tidak sesuai dengan karakteristik pasar di Indonesia. Kondisi pandemi Covid-19 dinilai membuat maskapai semakin bertekad mengakhiri kerja sama sewa tersebut.

Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan, manajemen Garuda terus mencoba bernegosiasi dengan Nordic Aviation Capital (NAC) untuk mengembalikan enam pesawat yang disewa. Saat ini, negosiasi baru dilakukan dengan pihak ketiga yakni Export Development Canada (EDC).

"Proses negosiasi ini tentu juga terjadi berulang-ulang kali, Garuda dan NAC dan tentu ini niat baik kami. Tapi sayangnya, early termination ini belum mendapat respons dari mereka. secara proses negosiasi dengan EDC masih terus berlangsung," ujarnya.

Editor : Rahmat Fiansyah
Artikel Terkait
Nasional
8 hari lalu

Garuda Indonesia Siap Terbangkan 102.502 Jemaah Haji 2026 

Nasional
1 bulan lalu

Garuda Indonesia Tunda Beli Pesawat Baru Meski Kantongi Rp23,67 Triliun dari Danantara 

Nasional
1 bulan lalu

Banyak Pesawat Garuda Tak Bisa Terbang, Danantara Ungkap Bebani Perusahaan

Nasional
1 bulan lalu

Suntik Dana Rp23,67 Triliun ke Garuda Indonesia, Danantara: Kami akan Monitor

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal