"Kita boleh-boleh saja impor di saat kita perlu, tapi kita tidak boleh impor di saat panen dan beras berlebih. Jadi kami mohon dengan kerendahan hati kepada pemerintah. Bagi kami yang penting ada barangnya yang kami jual. Mahal pun kami jual. Kalau kami pelaku pasar tidak ada (barang) ya bagaimana mau jualan?" kata Zulkifli.
Dia memaparkan, kebutuhan beras di Pasar Induk Cipinang rata rata sebanyak 2.500 sampai 3.000 ton perhari. Sebab, kebutuhan DKI Jakarta sendiri pun demikian. Sehingga jika Pasar Cipinang tidak memiliki stok sebanyak itu, maka dapat dikatakan pedagang kekurangan barang.
"Kebutuhan beras induk di Cipinang itu rata rata 2.500 sampai 3.000 ton per hari. Itu harus ada keluar masuk segitu," ungkap Zulkifli.
Dia mengungkapkan, 10 hari yang lalu pernah mengajukan permintaan beras sebanyak 500 ton kepada Bulog. Namun realitanya, yang diterima Zul baru 150 ton.
"Berarti permintaan kami itu nggak bisa dicukupi oleh Bulog. Bagaimana kita nanti menghadapi bulan Desember sampai Februari akan datang?" tutur Zulkifli.