Dari sisi kebijakan, bauran kebijakan fiskal dan moneter senantiasa disinergikan, terutama untuk menjaga konsumsi masyarakat dan iklim investasi di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Fundamental ekonomi Indonesia pun diyakini tetap solid, karena potensi resesi berdasarkan survei Bloomberg hanya di angka 2 persen.
“Kebijakan konstruktif PC-PEN yang telah dilakukan menjadi kunci keberhasilan pemulihan ekonomi Indonesia, sebab Pemerintah secara cepat merespon melalui langkah-langkah ‘gasdan rem’ yang mengintegrasikan penanganan kesehatan dengan pemulihan ekonomi nasional,” tutur Airlangga.
Hasilnya pada 2022, Indonesia mampu tumbuh 5,31 persen (yoy). Ini merupakan level tertinggisejak 2013 (5,56 persen yoy). Kinerja ekspor pun tumbuh double digit, disertai konsumsi daninvestasi yang tumbuh baik.
Semua sektor dari sisi supply juga tumbuh positif. Realisasi inflasi pada 2022 tercatat 5,51 persen. Pemerintah pun tetap menjalankan kebijakan extra effort tahun ini, guna menekan laju inflasi kembali ke rentang target sasaran ±3 persen.