NEW YORK, iNews.id - Dua pendiri platform mata uang kripto Tornado Cash, Roman Semenov dan Roman Storm didakwa melakukan pencucian uang melalui platform miliknya yang diperkirakan mencapai lebih dari 1 miliar dolar AS. Pencucian uang tersebut termasuk ratusan juta dolar yang masuk ke Lazarus Group, peretas atau hacker Korea Utara.
Jaksa AS Damian Williams menyebut, pencampur mata uang kripto, atau tumbler, merupakan layanan yang membantu melindungi privasi pengguna dengan mencampurkan asal transaksi sebelum dikirimkan ke penerima.
“Meskipun secara terbuka mengklaim menawarkan layanan privasi yang secara teknis canggih, Storm dan Semenov sebenarnya tahu bahwa mereka membantu peretas dan penipu menyembunyikan hasil kejahatan mereka,” ucap Williams dalam sebuah pernyataan dikutip dari CNN Business, Kamis (24/8/2023).
Adapun, hingga saat ini Semenov statusnya masih buron. Sementara, Storm telah ditangkap di Washington, menurut pernyataan dari Kantor Kejaksaan AS.
Departemen Keuangan juga secara pribadi memberikan sanksi kepada Semenov pada hari Rabu melalui koordinasi dengan DOJ. Salah satu pendiri Tornado Cash, yang tidak disebutkan namanya dalam dakwaan, juga ditangkap atas tuduhan pencucian uang di Belanda tahun lalu.
“Kami sangat kecewa bahwa jaksa penuntut memilih untuk menuntut Storm karena dia membantu mengembangkan perangkat lunak, dan mereka melakukannya berdasarkan teori hukum baru yang memiliki implikasi berbahaya bagi semua pengembang perangkat lunak,” ucap pengacara Storm, Brian Klein dalam sebuah pernyataan.
"Tuan Storm telah bekerja sama dengan penyelidikan jaksa sejak tahun lalu dan membantah bahwa dia terlibat dalam tindakan kriminal apa pun,” tuturnya.