"Target investasi tahun depan sebesar Rp1.400 triliun adalah target yang cukup menantang ketika Indonesia memasuki tahapan politik menjelang pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres)," ucap Ajib.
Sementara tantangan sisi kedua dari dunia usaha dan masyarakat. Menurutnyam ada sekitar empat hal yang perlu dimitigasi dengan baik agar ekonomi bisa berjalan baik pada tahun depan.
Pertama adanya pelemahan daya beli masyarakat," katanya.
Menurutnya, hingga bulan ini, pemerintah masih bisa mengintervensi dan menjaga daya beli masyarakat melalui program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dialokasikan melalui APBN. Program ini cenderung tidak bisa dilanjutkan oleh pemerintah, sehingga akan membuat kontraksi dalam kemampuan daya beli masyarakat.
"Padahal daya beli inilah yang menjadi kekuatan konsumsi masyarakat, dan yang menjadi penopang signifikan PDB Indonesia," ujar Ajib.
Kedua, potensi inflasi yang naik dibandingkan kondisi tahun ini. Inflasi ini secara substantif mengurangi kesejahteraan masyarakat. Ketiga adalah pengangguran yang jumlahnya akan semakin naik. Keempat, kenaikan suku bunga yang cukup tinggi sebagai akibat kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan Bank Indonesia (BI).
"Dari sisi produksi, akan mengatrol cost of fund yang menjadi bagian penting Harga Pokok Penjualan (HPP). Sedangkan dari sisi masyarakat, akan menambah beban untuk kredit konsumsi," tutur dia.