"Ekonomi digital dapat mengikis kesenjangan sosial di masyarakat. Aplikasi berbasis teknologi harus berbasis inovasi agar dapat bersaing, sehingga kami bisa memuliakan petani dan pedagang, serta mewujudkan Indonesia yang tumbuh dan tangguh," tutur Lutfi.
Sementara itu, dia menjelaskan, rantai dingin dalam perdagangan saat ini meripakan sebuah keniscayaan. Tahun lalu, kapasitas rantai dingin produk pangan di Indonesia baru tersedia 1,73 juta ton dengan 10.000 unit fasilitas pendingin atau kurang dari 7 persen dari total produk potensial yang dilayani rantai dingin.
"Pandemi Covid-19 juga telah menyebabkan peningkatan kebutuhan fasilitas rantai dingin untuk pangan hingga 16 persen per tahun. Bahkan, pada industri farmasi peningkatannya mencapai 115 persen," ucapnya.
Dia memperkirakan pasar rantai dingin global tumbuh dari 212,24 miliar dolar AS pada 2020 menjadi 239,67 miliar dolar AS pada tahun ini. Selain itu, pasar rantai dingin global juga akan tembus lebih dari 344,51 miliar dolar AS pada 2025.