“Dengan semakin populernya batik di dunia, persaingan global termasuk gempuran produk impor. Ini merupakan tantangan yang dihadapi oleh industri batik Nasional, namun harus bisa kita hadapi bersama,” tuturnya.
Kementerian Perindustrian mencatat ekspor batik Indonesia pada tahun lalu sebesar 532,7 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp7,5 triliun. Adapun jumlah pengusaha produksi kerajinan Indonesia lebih dari 700.000 usaha dan menyerap tenaga kerja lebih dari 1,5 juta orang. Dengan potensi besar tersebut, industri batik masuk sebagai salah satu subsektor prioritas dalam implementasi peta jalan integrasi Making Indonesia 4.0.
Industri batik mendapat pengembangan karena dinilai mempunyai daya ungkit besar dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, produk batik menjadi salah satu penyebab tumbuhnya sektor tekstil dan pakaian jadi di Indonesia. Industri kerajinan dan batik juga merupakan salah satu sektor yang banyak membuka lapangan kerja dan merupakan sektor yang didominasi oleh industri kecil dan menengah (IKM).