Kanky adalah salah satu brand lokal yang ikut meramaikan pasar sepatu domestik sejak 2021 lalu. Meski masih jadi pemain baru, soal kualitas tak kalah dengan brand luar.
"Meski kami baru setahun setengah, soal kualitas kami bisa kejar. Asal identitas kami jelas, banyak yang bisa bantu soal standardisasi. Ada jalan buat kualitas, termasuk dengan bantuan BPIPI," kata Alfon.
Dia mengakui beberapa bagian produksi sepatu lokal memang masih menggunakan material impor. Bahkan, ia menyebut sepatu produksinya pun saat ini 10-20 persen komponennya masih diimpor.
Alfons meyakini material impor seperti outsole pun bisa segera dihasilkan di dalam negeri setelah produksi alas kaki lokal semakin besar. "Perlu niat yang tulus untuk sungguh-sungguh mengembangkan industri ini," ujarnya.
Untuk meningkatkan penjualan dan kualitas brand lokal BPIP Kemenperin melakukan beberapa hal, antara lain kampanye dan sosialisasi soal alas kaki lokal dalam banyak kesempatan. Bahkan Kemenperin melakukan sosialisasi hingga ke kampus-kampus untuk memperkenalkan industri persepatuan dan prospeknya.
"Kami kampanye, sosialisasi bahkan ke kampus-kampus, khususnya ke jurusan desain produk, memperkenalkan industri persepatuan itu menarik dan jadi peluang bisnis yang sangat menjanjikan. Kami harap sosialisasi ini juga jadi problem solver (solusi masalah) alas kaki, yaitu dari desainnya," katanya pula.
Tidak hanya itu, untuk terus mendorong daya saing dan kualitas produk, BPIPI juga memberikan pendampingan teknis untuk mengejar kualitas produk, serta melakukan uji laboratorium untuk menjaga standar mutu, khususnya untuk kepentingan ekspor.