Meski saat ini tengah memasuki era normal dari pandemi Covid-19, namun menurut dia, kondisi ekonomi dunia masih bergejolak akibat geopolitik antara Rusia-Ukraina.
Selain itu, di tengah ancaman resesi global, timing dan momentum untuk IPO menjadi sulit diprediksi. Itu karena harus mempertimbangkan bidang usaha atau sektor perusahaan tersebut termasuk yang resilien dari ancaman resesi.
“Namun, secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi Indonesia pascapandemi masih menjanjikan. Indeks harga saham kita juga masih menjadi juara di regional,” ucapnya.
Dia pun memberikan saran kepada perusahaan yang ingin IPO agar melakukan analisa faktor ekonomi untuk menentukan waktu IPO. Selain itu, perusahaan juga harus mempersiapkan informasi yang cukup untuk meyakinkan investor.
“Antara lain, strategi yang jelas, keterbukaan informasi, keunggulan bersaing, kompetisi pasar, serta kondisi industri,” kata dia.
Dia menambahkan, perusahaan juga perlu mengedukasi investor mengenai strategi perusahaan dalam jangka pendek, dan prospek industri perusahaan. Ini dilakukan agar investor dapat lebih memahami dan tertarik pada perusahaan yang IPO.
Perusahaan juga harus mengimplementasikan teknologi yang ada. Ini demi memudahkan perusahaan dalam melakukan pendekatan kepada investor, dengan cakupan lebih luas.