JAKARTA, iNews.id - Harga minyak mentah melesat setelah serangan besar-besaran Hamas ke wilayah Israel. Namun, kenaikan yang relatif kecil ini menutupi risiko meningkatnya konflik Timur Tengah.
Harga minyak mentah berjangka Brent melonjak 4,1 persen di perdagangan Asia pada hari ini, Senin (9/10/2023), menyentuh level tertinggi ke 88,15 dolar AS per barel, naik dari penutupan pada Jumat (6/10/2023), 84,58 dolar AS per barel.
Mengutip Reuters, lonjakan harga tersebut membuat kontrak Brent berada di bawah level tertinggi hampir sepanjang minggu lalu dan di bawah level tertinggi satu tahun di level 97,69 dolar AS per barel yang dicapai pada 28 September.
Kenaikan harga minyak mentah setelah serangan yang diluncurkan militan Hamas dari markas mereka di Gaza terhadap Israel selatan pada akhir pekan lalu kemungkinan besar merupakan cerminan bahwa hal tersebut tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap gangguan pasokan minyak global.
Setidaknya 700 warga Israel tewas dan puluhan lainnya disandera ketika pejuang Hamas menyerbu perbatasan pada hari Minggu. Sementara, lebih dari 400 warga Gaza tewas dalam serangan balasan yang dilancarkan Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, negaranya sekarang sedang berperang, dan bersumpah akan melakukan balas dendam yang besar. Sementara, Presiden Iran Ebrahim Raisi menelepon pemimpin Hamas untuk mengucapkan selamat atas kemenangan tersebut.