Starbucks Bakal Naikkan Harga untuk Imbangi Inflasi dan Kenaikan Gaji

Aditya Pratama
Starbucks bakal menaikkan harga menu pada tahun ini. Hal ini disebabkan inflasi yang melonjak dan kenaikan biaya tenaga kerja. (foto: Reuters)

Indeks harga konsumen AS, pengukur inflasi utama, naik 7 persen tahun lalu, sebelum penyesuaian musiman menurut Biro Statistik Tenaga Kerja. Kenaikan ini adalah lonjakan terbesar sejak Juni 1982, dan lebih tinggi dari perkiraan para ekonom.

Seperti banyak perusahaan lain, selain inflasi, Starbucks juga menghadapi biaya tenaga kerja yang lebih tinggi. Beberapa perusahaan besar menaikkan upah dalam upaya untuk menarik pelamar karena bisnis, terutama restoran, telah berjuang untuk mempekerjakan dari kumpulan tenaga kerja yang dangkal.

Tak terkecuali Starbucks, di mana pada Oktober tahun lalu perusahaan akan menaikkan upah setidaknya 15 dolar AS per jam untuk barista, dengan sebagian besar karyawan per jam mendapatkan rata-rata hampir 17 dolar AS pada musim panas.

Namun, menaikkan harga tidak mengurangi semua tekanan untuk Starbucks. Bahkan, dengan kenaikan tersebut, perusahaan melaporkan laba per saham 0,69 dolar AS pada kuartal tersebut, lebih rendah dari ekspektasi Wall Street.

Editor : Aditya Pratama
Artikel Terkait
Makro
12 hari lalu

BPS Catat Inflasi November 0,17 Persen, Harga Pangan Stabil Jelang Akhir Tahun

Nasional
12 hari lalu

Inflasi RI Tembus 0,17% di November 2025, Dipicu Harga Emas Perhiasan

Nasional
18 hari lalu

Lapor ke Prabowo, Mendagri Tito Pastikan Inflasi Terkendali

Makro
29 hari lalu

BI-DPR Sepakati Asumsi Makro ATBI 2026, Pertumbuhan Ekonomi 5,33 Persen, Inflasi 2,62 Persen

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal