BRI menjadi salah satu bank yang fokus melakukan transformasi kultur dan digital hingga ke berbagai pelosok Tanah Air. Tujuan utamanya adalah untuk mewujudkan inklusi keuangan yang lebih dekat ke masyarakat. Jika banyak bank yang belum mampu menjangkau desa-desa atau kota kecil, BRI punya kemampuan itu.
Hal ini antara lain terkonfirmasi lewat penelitian berjudul “Adopsi Mobile Banking pada Segmen Milenial Desa: Persepsi dan Niat” oleh Rizqi Maghribi dan Wenny Pebrianti dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura, Pontianak. Hasil riset mereka pada 2021 itu menunjukkan, generasi muda desa di Kalimantan Barat merasakan manfaat dari BRImo. Hal itu selanjutnya memiliki efek langsung pada sikap dan niat perilaku mereka untuk menggunakan aplikasi perbankan tersebut.
“Adopsi layanan mobile banking (BRImo) lebih cenderung diterima di antara para pelanggan yang menganggap sistem tersebut sebagai saluran yang lebih berguna dan efisien untuk mencapai transaksi perbankan,” tulis para peneliti.
Masih menurut penelitan itu, self efficacy (kemampuan untuk mencapai hasil yang diinginkan) juga memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap perilaku nasabah milenial pengguna BRImo di desa. Alasannya, nasabah yakin bahwa mereka memiliki pengetahuan, keterampilan, atau kemampuan yang diperlukan untuk mengoperasikan mobile banking itu. Dengan kata lain, BRImo mudah dipahami dan digunakan oleh kaum milenial desa.
Riset tersebut menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sampel berjumlah 100 orang yang berasal dari kalangan milenial di desa-desa Kalimantan Barat. Sampel dalam penelitian itu diambil dengan teknik purposive sampling.
Perubahan perilaku nasabah BRI yang kian digital pascapandemi, juga dibuktikan dengan meningkatnya penggunaan BRImo sepanjang tahun lalu. Volume transaksi lewat super apps alias aplikasi super itu tumbuh lebih dari dua kali lipat menjadi Rp2.669 triliun. Adapun jumlah transaksi BRImo pada 2022 mencapai 1,83 miliar transaksi. Sementara jumlah users atau pengguna BRImo melesat sebesar 68,46 persen yoy menjadi 23,85 juta users.
Lalu pertanyaannya, bagaimana cara BRI mencapai itu semua?
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Sunarso menuturkan, ada dua perubahan besar yang sudah diraih BRI selama kepemimpinannya, yaitu transformasi digital dan transformasi budaya. Untuk transformasi digital, ada dua yang menjadi sasaran BRI. Yang pertama adalah digitalisasi proses bisnis. Lewat cara itu, aktivitas perseroan menjadi jauh lebih efisien. Sementara sasaran yang kedua adalah mampu menciptakan value atau nilai baru dan model bisnis yang baru.