SIANG itu, Puti hendak membelikan mainan untuk putra semata wayangnya. Mainan itu sebagai hadiah buat sang buah hati, karena sudah mau diajak ke dokter gigi, pekan lalu. Tadinya, si anak takut untuk memeriksakan giginya. Namun, setelah dibujuk dan dijanjikan untuk dibelikan mainan yang dia suka, si anak pun akhirnya setuju.
Setelah mematut-matut barang yang dipajang di salah satu toko online, pilihan pun jatuh pada sebuah mainan balok karakter robot yang dapat dibongkar pasang.
“Arslan mau yang ini?” ujar Puti bertanya kepada anak laki-lakinya itu.
“Iya, yang ini aja Bu. Arslan suka,” jawab si buah hati.
Setelah proses pemesanan selesai, tibalah waktunya untuk membayar pesanan. Saat dicek, ternyata saldo di akun e-commerce-nya tidak mencukupi. Tentu saja Puti harus mengisinya dulu. Dia lantas membuka aplikasi BRImo (BRI Mobile) dan masuk ke menu “dompet digital”. Di situ ada beberapa pilihan, dan Puti pun memilih dompet digital yang sesuai dengan aplikasi e-commerce yang dia gunakan.
Sejumlah nominal dimasukkan, dan tak lama saldo dompet digitalnya telah bertambah. Puti pun dapat menyelesaikan transaksi pembelian mainan untuk putra kesayangannya itu.
Hampir tiga tahun terakhir, Puti sudah jarang berbelanja di toko fisik. Apa-apa barang yang ingin dibeli, cukup lewat toko online. Meski berbelanja secara daring membutuhkan waktu beberapa hari, dari sejak barang dikemas oleh penjual sampai tiba di tangan pembeli, itu tak jadi soal baginya. Pandemi Covid-19 memaksanya agar terbiasa untuk bertransaksi secara cashless alias nontunai. Kebiasaan itu pun terus berlangsung sampai sekarang.
Namun, dia melihat BRI punya tempat sendiri dalam mempermudah proses transformasi digital itu. Terutama setahun belakangan, BRImo telah membantunya dalam banyak hal.