WASHINGTON, iNews.id - Kepala Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Ngozi Okonjo-Iweala mengatakan, krisis pangan yang dipicu perang Rusia-Ukraina bisa berlangsung selama bertahun-tahun tanpa intervensi.
Menurutnya, negara-negara Afrika bisa sangat terpukul karena kekurangan gandum dan pupuk. Itu lantaran jutaan ton biji-bijian yang disimpan di gudang dan pelabuhan Ukraina tidak dapat diekspor karena perang.
"Itu sangat menyedihkan (melihat harga gandum melonjak)," kata dia, dikutip dari BBC, Kamis (9/6/2022).
Ukraina merupakan pengekspor gandum utama dunia, menyumbang 9 persen terhadap pasar global. Ukraina juga menyumbang 42 persen pasar minyak bunga matahari, dan 16 persen pasar jagung di dunia.
Karena blokade Rusia terhadap pelabuhan Laut Hitam, dan tambang Rusia dan Ukraina di sepanjang pantai, sekitar 20 dan 25 juta ton gandum tertahan di Ukraina. Ini menyebabkan harga biji-bijian global melonjak.
Okonjo-Iweala mengatakan, harga gandum telah melesat 59 persen dibandingkan tahun lalu, minyak bunga matahari naik 30 persen, dan jagung meningkat 23 persen.
PBB memimpin upaya dalam mencoba membangun koridor gandum dengan pengawalan angkatan laut Turki untuk kapal tanker yang meninggalkan Odessa dan pelabuhan Ukraina lainnya. Namun Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, Ukraina perlu membersihkan ranjau dari pelabuhan Laut Hitamnya.
"Kami menyatakan setiap hari bahwa kami siap untuk menjamin keselamatan kapal yang meninggalkan pelabuhan Ukraina dan menuju (perairan Turki), kami siap untuk melakukan itu bekerja sama dengan rekan-rekan Turki kami," ujarnya.