NEW YORK, iNews.id - Pendemi Covid-19 memperburuk ekonomi di dunia, bahkan membuat negara berkembang dan miskin menjadi semakin terpuruk. Berdasarkan Database Outlook Ekonomi Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF) menunjukkan, ke-10 negara termiskin di dunia ini berada di benua Afrika.
Pada 2020 lalu, negara-negara tersebut mengalami penurunan daya beli per kapita tidak hanya sejak satu atau dua tahun lalu tapi dalam beberapa dekade lalu. Secara rata-rata, output domestik bruto di negara tersebut senilai 1.125 dolar Amerika Serikat (AS).
Dua negara dalam daftar ini berada di kawasan Sahel, di mana kekeringan terus terjadi menyebabkan kekurangan pangan dan masalah medis hingga sosial. Sedangkan enam negara terkurung daratan membuat mereka cukup dirugikan dibanding yang memiliki akses ke perdagangan maritim.
Anjloknya harga komoditas dalam beberapa tahun terakhir membuat ekonomi negara miskin ini sulit bangkit. Selain masalah itu, beberapa negara termiskin tersebut juga berada dalam ketidakstabilan politik hingga konflik etnis atau agama.
Dikutip dari Global Finance, berikut ini 10 negara termiskin di dunia tahun ini:
10. Madagaskar
Madagaskar yang terletak 400 kilometer (km) di lepas pantai Arfika Timur adalah pulau terbesar keempat di dunia. Negara ini dikenal dengan satwa liar dan industri pariwisatanya. Namun, mayoritas penduduk masih tergantung pada pertanian sebagai mata pencaharian, sehingga membuat ekonominya sangat rentan terhadap bencana terkait cuaca.
Sejak merdeka, Madagaskar mengalami ketidakstabilan politik, namun dalam beberapa tahun terakhir kondisinya lebih baik. Presiden Madagaskar Andry Rajoelina membawa perubahan positif, dengan membangun infrastuktur dan mengentaskan kemiskinan.
Sayangnya, Covid-19 memicu resesi parah, terutama di sektor pariwisata dan manufaktur. Pandemi juga menyedot anggaran untuk investasi dan program sosial, sehingga menahan pertumbuhan yang lebih inklusif. Adapun pendapatan per kapita masyaratanya 1.599 dolar AS per tahun.
9. Liberia
Meski Liberia telah menikmati perdamaian dan stabilitas sejak akhir perang saudara pada 2003 lalu, namun pemerintahnya gagal mengatasi masalah sistemik dan tantangan struktural yang serius. Negara berpenduduk 5 juta orang ini juga menderita akibat penurunan harga komoditas dan wabah Ebola pada 2014 lalu.
Ketika mantan bintang sepak bola George Weah menjadi presiden pada 2018, masyarakat menaruh harapan besar padanya. Namun inflasi tinggi, pengangguran dan pertumbuhan ekonomi yang negatif merusak masa jabatannya.
Meskipun diprediksi bakal terjadi pemulihan moderat, namun Covid-19 akan membayangi prospek tersebut. Adapun pendapatan per kapita masyarakatnya 1.557 dolar AS per tahun.