Ini Penyebab Bullish dan Bearish pada pasar modal:
Naik turunnya harga saham juga bisa disebabkan oleh manipulasi pasar. Biasanya kondisi seperti ini terjadi akibat ulah investor besar yang punya banyak modal. Dengan memanfaatkan media massa, mereka menciptakan perubahan image suatu perusahaan untuk tujuan tertentu, baik menurunkan maupun menaikkan harga saham.
Meski dampaknya cukup signifikan, namun kondisi tersebut tidak akan bertahan lama. Pasalnya, aspek fundamental perusahaan yang terekam pada laporan keuangan dapat digunakan sebagai senjata mengembalikan harga saham ke posisi seharusnya.
Sangat masuk akal bila fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing bisa memengaruhi naik-turunnya harga saham di pasaran. Terutama bagi perusahaan yang bergerak di bidang ekspor impor.
Faktor lain yang memicu terjadinya pasar bearish dan bullish adalah kondisi ekonomi makro atau suatu negara, misalnya naik-turunnya suku bunga akibat kebijakan bank sentral Amerika, fluktuasi suku bunga acuan Bank Indonesia, tingkat inflasi, dan tingginya angka pengangguran akibat gejolak politik juga bisa membuat indeks harga saham berubah.
Sejak awal tahun 2020, dunia dinyatakan darurat pandemi global akibat virus Covid-19. Buntutnya, isu resesi pun santer terdengar di beberapa negara, tak terkecuali Indonesia. Kondisi ini kemudian membuat harga efek pada bursa saham di dunia mengalami penurunan.