JAKARTA, iNews.id - Pertumbuhan jumlah investor pasar modal Indonesia menyebar di seluruh wilayah Tanah Air. Data menunjukkan sebaran investor masih dominan di Pulau Jawa.
Menurut laporan single investor identification (SID) dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Agustus 2023, jumlah investor di Jawa mencapai 68,69 persen dari total investor domestik. Angka ini sedikit melandai dari akhir 2022 yang mencapai 69,05 persen.
Nilai aset untuk saham dan surat berharga (C-BEST) investor juga mendominasi di Jawa sebesar Rp3.756,41 triliun atau 94,95 persen. Sementara, aset reksa dana (S-INVEST) mencapai Rp479,17 triliun atau 93,06 persen dari total seluruh aset investor domestik.
Dari jumlah teresebut, serapan di Provinsi DKI Jakarta mencapai 12,87 persen investor, dengan nilai aset saham mencapai 84,93 persen. Adapun hingga akhir Agustus 2023, wilayah Jawa memiliki tujuh kantor perwakilan (KP) Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan total 364 Galeri Investasi (GI).
Pulau Sumatera mengekor di urutan kedua dengan sebaran investor mencapai 16,71 persen. Adapun terdapat 10 KP dengan 175 galeri investasi.
Nilai aset investor di Sumatera mencapai Rp75,06 triliun untuk saham-surat berharga, dan Rp17,82 triliun untuk reksa dana. Jumlah nilai saham masih kalah dari wilayah Kalimantan.
Pulau Kalimantan memiliki sebaran investor sebesar 5,27 persen atau berkurang dari akhir 2022 sebanyak 5,47 persen. Pulau yang akan menjadi lokasi ibu kota nusantara (IKN) ini memiliki empat KP, dengan total 92 galeri investasi. Nilai aset investor di Kalimantan mencapai Rp96,78 triliun untuk saham-surat berharga, dan Rp6,92 triliun untuk reksa dana.
Sama seperti Kalimantan, wilayah Sulawesi memiliki empat kantor perwakilan, tetapi galeri investasinya masih mencapai 70 tempat. Sebaran investor di pulau Celebes mencapai 4,77 persen, naik dari 4,30 persen pada akhir 2022.