"Kurangnya awareness dari investor, banyak yang belum menyadari betapa menariknya EBA ini," ucapnya.
Selain itu, masih kurangnya tingkat likuiditas EBA-SP karena belum banyak perusahaan yang menerbitkan instrumen ini. Oleh karenanya, OJK mengapresiasi PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) yang hari ini menerbitkan EBA-SP Ritel untuk pertama kalinya di Indonesia.
"Kami sangat apresiasi peluncuran EBA-SP Ritel hari ini, kami percaya upaya peluncuran EBA ini upaya yang efektif untuk meningkat likuiditas EBA di pasar sekunder," tuturnya.
Sementara itu, Direktur SMF Heliantopo yakin produk barunya ini akan diminati pasar. Pasalnya, saat pertama kali menerbitkan EBA-SP saat 2009 lalu mendapatkan respons yang cukup baik.
"Sekarang kita pakai platform-nya BNI, BNI Sekuritas kan ada kliennya, ada klien SMF, semua proseslah. Seperti EBA kita pas pertama kali terbitkan tahun 2009 juga semua orang tidak tahu, sekarang EBA banyak kan," ucapnya.
Ia berharap produk ini dapat menggaet lebih banyak investor dari produk EBA sebelumnya yang sebesar Rp2 triliun. Apalagi EBA-SP Ritel ini mendapatkan peringkat idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) yang dapat menambah kepercayaan investor
"Kalau SMF sih harapannya sebanyak mungkin investor ya. Maunya EBA terbit kaya kemarin langsung tersebar investornya banyak, sehingga nanti makin menarik ketika mau terbitkan EBA-SP lagi sudah langsung banyak pesertanya," ujarnya.