JAKARTA, iNews.id - Sepanjang sejarah berjalan, uang rupiah kertas telah mengalami transformasi dalam hal desain. Tahun ini, uang rupiah telah mengalami pembaharuan desain, dimana tampilan uang menjadi lebih cerah dan berwarna dibanding desain sebelumnya.
Sejak pertama kali dibuat, uang rupiah kertas telah berulang kali memperbaharui muatan gambar yang dicantumkan, dari mulai unsur pahlawan, bangunan bersejarah dan tarian tradisional.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut transformasi gambar uang rupiah kertas dari masa ke masa:
- Oeang Repoeblik Indonesia (ORI)
ORI, atau Oeang Repoeblik Indonesia merupakan mata uang pertama yang dikeluarkan setelah kemerdekaan Indonesia. Sebelumnya, masyarakat Indonesia telah mengenal beberapa mata uang berlaku di Indonesia, di antaranya seperti mata uang De Javasche Bank yang merupakan mata uang Hindia Belanda, serta mata uang Jepang.
Namun, akhirnya, Indonesia mengeluarkan mata uang sendiri sebagai bentuk kemerdekaan penuh dari masa penjajahan Belanda dan Jepang. Hal ini dibuktikan oleh pidato Wakil Presiden Mohammad Hatta pada 29 Oktober 1946 yang disiarkan melalui siaran Radio Rakyat Indonesia (RRI) Yogyakarta.
Pada masa itu, di tahun 1945-1948, mata uang tersebut muncul dengan tampilan yang sangat sederhana. Namun, dengan teknologi yang belum terlalu mutakhir, uang kertas tersebut memiliki bahan yang cukup ringkih dan kualitas sistem pengamanan yang masih kurang. ORI hadir dalam beberapa penerbitan: ORI I (1945), ORI II (1947), ORI III (1947), dan ORI IV (1948).
ORI I memiliki tampilan yang didominasi dengan warna hijau, ungu, dan coklat, dengan jumlah uang dan tulisan“tanda pembajaran jang sah”mewarnai di bagian depan dan ayat undang-undang di bagian belakang. Nilai uang tersebut hadir dalam beberapa nilai: 1 sen, 5 sen, 10 sen, ½ rupiah, Rp1.00, Rp5.00, Rp10.00, Rp100.00.
ORI edisi kedua kemudian hadir dengan 4 nilai pecahan yang cukup simpel: Rp5.00, Rp10.00, Rp25.00, dan Rp100.00. Dihiasi dengan motif padi serta dihiasi dengan berbagai ilustrasi pemandangan dan gambar Presiden pertama Indonesia, Soekarno Hatta, uang kertas ini juga menampilkan tulisan Djokjakarta 1 Djanuari 1947 dan ditandatangani oleh Sjafruddin Prawiranegara.
ORI edisi ketiga diproduksi di tahun yang sama dengan ORI edisi kedua. Namun, untuk jumlah pecahan uang tersebut memiliki varian yang jauh lebih banyak dari edisi sebelumnya. Pecahan mata uang tersebut melingkupi ½ rupiah hingga Rp250.00. Bagi para kolektor uang kertas, salah satu seri yang berharga adalah edisi pecahan langka, seri Rp100 Maramis.
Hadir setahun setelah ORI edisi ketiga, ORI seri keempat ini menampilkan pecahan ganjil seperti Rp0.00, Rp75.00, Rp100.00, dan Rp400.00. Tidak hanya itu, nominal Rp600 menjadi buruan kolektor karena selain statusnya unissued kala itu, desain mata uang tersebut menjadi salah satu desain terbaik dan langka untuk didapatkan.