"Saat ini 19 persen belanja pemerintah pusat habis untuk bayar bunga utang. Jadi 19 persen itu harusnya jadi stimulus ke sektor riil tapi lari ke bayar bunga utang. Tentu ini bahaya debt overhang," ujar Bhima.
Ekonom Indef lainnya, Nailul Huda, mengatakan masalah utang memang perlu ditanggapi dengan serius. Utang kita semakin menumpuk bahkan rasio terhadap PDB mencapai 41,64 persen.
"Kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan mengingat perekonomian belum pasti namun sudah terbebani dengan utang yang terus menumpuk," katanya.
Telebih debt service ratio (DSR) juga meningkat yang menunjukkan penambahan utang tidak disertai dengan peningkatan kinerja komponen penambah devisa, seperti ekspor.
"Hal tersebut akan diperparah jika nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah maka akan semakin mengkhawatirkan," kata Nailul.