Inflasi AS Meroket, Analis: Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Tak Terhindarkan

Viola Triamanda
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Juli 2022 diperkirakan akan memutuskan kenaikan suku bunga acuan untuk mengantisiasi dampak inflasi AS yang meroket. (Foto: dok iNews)

JAKARTA, iNews.id - Inflasi Amerika Serikat (AS) pada Juni kembali melejit mencapai 9,1 persen secara tahunan (year on year/yoy), menjadi yang tertinggi dalam 41 tahun terakhir. Angka tersebut juga melampaui perkiraan sejumlah ekonom, media massa, dan lembaga, yang memprediksi inflasi AS per Juni 2022 berada di kisaran  8,8 persen.

Direktur Center of Economic and Law Studie (Celios), Bhima Yudhistira, mengatakan bahwa harus ada beberapa langkah yang diambil pemerintah Indonesia untuk mengantisipasi dampak tingginya inflasi AS.

Menurut dia, yang paling utama yang harus dilakukan pemerintah adalah menaikkan suku bunga acuan melalui Bank Indonesia (BI). Itu berarti kenaikan suku bunga acuan BI tak terhindarkan.

"Saran saya kenaikan (suku bunga) ini sampai 50 basis poin yang diputuskan dalam RDG BI *Rapat Dewan Gubernur Banak Indonesoa) bulan Juli ini," kata Bhima kepada MNC Portal Indonesia, Sabtu (16/7/2022).

Dia menjelaskan, inflasi energi harus semakin dijaga oleh pemerintah mengingat kontributor terbesar inflasi di amerika masih berasal dari harga BBM.

Editor : Jeanny Aipassa
Artikel Terkait
Nasional
3 hari lalu

BI Proyeksi Dampak Bencana Sumatra Pangkas PDB Nasional 0,017%  

Nasional
3 hari lalu

Bos BI Minta Bank Segera Turunkan Bunga Kredit usai Purbaya Gelontorkan Dana Rp200 Triliun

Keuangan
3 hari lalu

BI Kembali Tahan Suku Bunga 4,75 Persen pada Akhir Tahun

Makro
3 hari lalu

BI Dinilai Perlu Tahan Suku Bunga di 4,75 Persen, Ini Alasannya

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal