"NPL kita sanggah, likuiditas dijaga oleh Bank Indonesia dan Kemenkeu, jangan sampai ada bank yang mengalami permasalahan likuiditas," ucap Wimboh.
Dia mengatakan, likuiditas di PUAB saat ini mencukupi. Hal ini terlihat dari suku bunga PUAB yang masih normal dan likuiditas yang tinggi. Selain GWM, kata dia, likuiditas bank jangkar akan dijaga, termasuk dari dana hasil penjualan Surat Berharga Negara (SBN) pemerintah.
"BI selalu bekerja sama dengan OJK termasuk Kementerian Keuangan memberikan ruang bagi sektor keuangan agar likuiditasnya jangan sampai terbuang percuma," ujarnya.
OJK, kata Wimboh, hingga saat ini masih membahas bank-bank yang akan ditunjuk menjadi bank jangkar. Yang jelas, kriteria utama bank jangkar yaitu yang selama ini menjadi pensuplai utama likuiditas di PUAB.
"Bank pensuplai di PUAB ini banyak, tapi apaakah bank pensuplai utama, bank Himbara atau bank swasta berapa ini akan kita finalisasi segera," ujarnya.