DUBLIN, iNews.id - Tarik ulur antara Eropa dan AS memicu ketidakpastian soal nasib pajak digital. Padahal sebelumnya sudah ada rencana untuk menuntaskan pajak digital pada 2020.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (29/8/2020), Amerika dan Eropa terbelah bagaimana memajaki perusahaan seperti Google, Amazon, dan Apple. Eropa berpandangan perusahaan-perusahaan teknologi harus dipajaki lebih besar karena mengeruk keuntungan tanpa aturan.
Sementara AS belakangan mulai menarik diri dari meja perundingan. Alasannya, perusahaan-perusahaan yang dipajaki kebanyakan berasal dari Amerika. Aturan pajak digital dinilai diskriminatif.
Menteri Keuangan Irlandia, Paschal Donoghoe menyebut masih ada kemungkinan pajak digital tuntas tahun ini. Dia memprediksi bakal muncul terobosan untuk mengatasi deadlock.
"Saya pikir masih mungkin (tahun ini). Saya rasa rumor perundingan yang dikawal OECD telah berakhir terlalu berlebihan," katanya.